Buatku sahabat itu adalah keluargaku yang nomer 2 .
Kadang sahabat dapat membuat hari-hari yang aku lalui benar-benar indah dan memiliki banyak cerita.
Namun kadang juga sahabat membuat kenangan terburuk untukku sepanjang hidup.
Persahabatan sering menghadirkan beberapa cobaan.
Tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu.
Menurutku persahabatan itu tidak terjalin secara otomatis.
Tetapi membutuhkan proses yang panjang.
Persahabatan itu diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka.
Dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak.
Namun semua itu tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetia kawanan yang sangat besar.
Bukan disaat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian dan pertolongan, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan.
Justru karena sayangnya lah, sahabat memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan pelukan.
Tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Akupun pernah mengalaminya.
Dan aku rasa hampir semua orang pernah mengalaminya.
Ketika masalah tersebut lewat, kadang aku merasa sedih.
Mungkin disaat itu terjadi aku pernah menyakiti sahabatku.
Baik itu lewat ucapan, perbuatan, disengaja maupun (merasa) tidak disengaja.
Tapi aku percaya..
Dibalik segala kesalahan, sahabat sejati gak pernah bersungguh-sungguh ingin menyakiti sahabatnya.
Bagiku mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri..
Dalam masa kejayaan, teman mengenal kita.
Dalam kesengsaraan, faktanya teman meninggalkan dan membiarkan kita.
E.D.N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar